Buku
yang bertemakan muslimah dan sangat menarik untuk saya baca karena sejatinya
perempuan ingin sekali memperbaiki diri sampai akhir hayatnya dan menjadi sosok
muslimah yang solehah. Wanita abadi dalam al- quran, adalah wanita yang patut
diteladani seperti ummul mukminin zainab binti jahsi, ummu kultsum binti uqbah
ra, ummil mukminin ramlah binti abu sufyan, fathimah azzahra r.a, aisyah r.a
dan lainnya. Subhanallah berkat kejadian dan riwayat sejarah pada zaman
rasulullah membuat kita para wanita begitu dihargai dan dilindungi. Allah tidak
membeda-bedakan jenis laki-laki dan wanita, walaupun dalam naluri setiap insan
baik laki-laki dan perempuan berbeda. Wanita fitrahnya adalah seorang yang
berhati lembut dan perasa berbeda dengan laki-laki yang berpola pikir logika
dan kritis. Kedua hal yang berbeda ini justru membuat kita selayaknya manusia
berpasangan untuk saling mengisi satu sama lain. Setiap manusia tetaplah
sebagai pemimpin namun islam melebihkan seorang laki-laki karena laki-laki
mempunyai tanggung jawab yang besar. Sepetinya halnya lelaki bertanggung jawab
atas saudara permpuannya dan ibunya. Intinya setiap manusia dan makhluk ciptaan
Allah itu wajib menyembah Allah karena Allah tidak melihat rupa kalian tapi
yang Allah lihat adalah keiman dan ketakwaan. Sepenggal kisah yang saya suka
dari cerita sirah yang dibahas dibuku ini adalah sesosok orang yang bernama
khabab bin arrat beliau adalah seorang pandai besi.
Beliau
tinggal dimekkah dan profesinya sebagai panadai besi dalam membuat pedang. Para
kaum quraish banyak memesan pedang pada beliau. Pada masa itu dakwah rasulullah
masih sembunyi – sembunyi dan barang siapa yang masuk islam dan diketahui para
kaum quraish, maka mereka tak segan-segan akan menyiksa orang yang masuk islam.
Khabab sebuah cerita yang membuat saya terharu akan keimanan orang terdahulu.
Ketika itu khabab yang sedang pergi keluar,
tiba-tiba 3 orang kaum kafir quraish datang ke rumahnya untuk mengambil
pedang pesanannya. Beberapa saat kemudian datang khabab dengan wajah ceria
berbicara dan memproklamasikan bahwa
beliau sudah masuk islam. tiga orang
quraish pun mengadu ke pemimpin kaum quraish, sejak saat inilah khabab di uji
keimanannya dengan siksaan dari kafir quraish. Beliau di siksa dan dipukuli
tapi apa yang beliau lakukan, ia menerima siksaan itu dan tabah dalam cobaan
ini yang begitu berat dalam memperjuangkan ketauhidannya pada Allah. Beliau
menahan dan tidak mengeluh walau perih dibadan menyiksa dirinya, beliau begitu
kuat dan yakin akan agama muhammad yang dibawa. Dan hingga pada akhirnya beliau
disiksa dengan kaum kafir quraish, beliau dibakar di tempat pembakar pedang
dirumahnya semua tubuhnya diikat dan dibakarlah besi panas yang ditaruh diatas
ubun-ubunya beliau oleh kaum kafir quraish dibalik semua itu adalah ide ummu
anmar yang merupakan majikan khabab saat itu, cairan tubuh khabab justru yang
mematikan api panas membara. Beliau saat sudah tau ingin dibakar dia menahan
panasnya api tanpa berteriak dan mengeluh beliau bungkam seribu bahasa namun
dihatinya tetap “ILLAH, ALLAH” tetap mempertahankan keislamanya dan
ketauhidannya. Rasulullah yang pada saat masa itu menyaksikan hanya bisa berdoa
dan meneguhkan hatinya. Dan pada akhirnya si majikan terkena penyakit rabies
dan ia melolong seperti anjing ada yang memberi nasihat bahwa bisa disembuhkan
dengan menpelkan besi panas dikepalanya.
Banyak hikmah
yang diambil dari kisah tersebut, terutama tentang keimanan. Keimanan yang
secara bahasa adalah diyakini dalam hati, diucapkan dengan lisan dan dilakukan
dengan perbuatan. Bagaimana iman kita pada saat ini??? Apakah imannya begitu
kuat seperti tokoh yang diceritakan atau iman kita hanya seperti kapas ? tipis
dan mudah terbawa oleh angin. Sungguh malu dan tamparan buat saya membaca kisah
itu, memang iman itu naik turun tapi kenapa kita tidak bisa seperti khabab?
Bolehkan berusaha untuk terus mengupgrade iman untuk menjadi hamba yang
bertakwa. APakah karena ujian bertubi tubi datang justru menurunkan keyakinan
kita terhadap Allah atau semakin yakin.? Tanyakan pada diri sendiri saat ini
yang sedang dilanda musibah atau kesusahan yang lain. Dalam alquran tertulis
pada QS al Ankabut 2-3 :”Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan
(saja) mengatakan: “Kami telah beriman”, sedang mereka tidak diuji lagi?”. “Dan
sesungguhnya Kami telah menguji orang-orang yang sebelum mereka, maka
sesungguhnya Allah mengetahui orang-orang yang benar dan sesungguhnya Dia
mengetahui orang-orang yang dusta.” Selama hidup didunia idak ada hal yang
lurus-lurus saja semua pasti akan mengalami ujian dari Allah bagi umat muslim,
namun untuk para kaum non islam ujian hidup didunia seperti musibah. Banyaknya
orang non muslim bunuh diri kurang lebih karena ia belum memahami arti hidup
sesungguhnya untuk senantiasa bersyukur dan menyembah tuhannya. So lets uprade
your iman. Jadikan integritas iman kita adalah sebuah perbuatan yang selalu
menjadi pribadai yang lebih baik. jadilah pemuda yang kokoh imannya, sehat
ruhiyah, fikriyah dan jasmani, senantiasa berkarya membangun bangsa dan
memperteguh keislamannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar