Mendaki gunung
part 2
Bissmillahirrohmanirrohim
Jam 19.00 kita sampai di kadang
badak tempat camp. Sesampai disana kami melaksanakan kewajiban dulu yaitu
solat. Air disana begitu dingin dan segar, kami pun berwudhu dan mengambil stok
air untuk diminum. Air yang begitu segar ya air mata gunung huaaaa aku jadi
kangen. Malam begitu gelap, suara hutan yang begitu khas terdengar sangat
merdu, terlihat bintang bertaburan di atas langit bulan pun bersembunyi dibalik
awan. Ahhhh itulah suasana gunung ketika dimalam hari. Suasana itu pun
terpecahkan karena suara k*ntut di camp tetangga kami bratt brett brott dan
ngorok yang begitu berisik. Novi dan aku tertawa. Ya kami pun memaklumi bisa
jadi tersangka sedang masuk angin hihihih lucuu.
Dingin yang menusuk tubuh ini
membuat aku susah tidur (sebenarnya ada hal yang memalukan tapi diskip aja
dehhh). Yapp aku tidak bisa tidur
pikiranku menghayal yang aneh dan membuat aku takut. Pada jam 03.45 wib alarm
berbunyi kami berniat bangun untuk melanjutkan perjalan ke puncak. Kami bersiap
– siap mulai start jalan jam 04.15 wib. 15 menit pertama jalan begitu berat
sekali, lelah mulai terasa, udara dingin yang diihirup begitu menusuk. Ternyata
naik gunung itu bisa jadi pembelajaran
ya untuk melawan diri. Kita berperang sama diri sendiri karena tujuan menuju
puncak. Aku banyak belajar dari perjalan ini. Semakin tinggi tanjakan yang
ditempuh, semakin kecil dan pendek pepohonan. Eitss tapi yang lebih ku
banggakan ternyata aku bisa menaiki tanjakan yang kira-kira 60 derajat yang
terjal yaitu tanjakan rante. Serem broo tpi aku bisa ternyata. Jiwa
berpetualang yang benar-benar menakjubkan. Kami terus berjalan dan tercium bau
sulfur, yaa kita sudah mendekati puncak. Sesak nafas ini menandakan kita sudah
ada di dekat puncak. Dan disebrang sana terlihat gunung yang sudah mulai di
sinari matahari yaitu gunung pangrango nan indah. Kaki ini terus berjalan
jalanan tanah sedikit demi sedikit jalan menjadi dataran pasir. Akhirnya kami
sampai di dekatpuncak. Kawah tak terlihat karena pagi yang ditutupi kabut.
Semilir angin kencang berhembus, temanku diana sesak alhamdulillah bawa
oksigen, akhirnya diana bisa bernafas lagi.
Kami sudah dipuncak ya puncak
gunung gede 2958 mdpl sudah kami tempuh. Kami semua bersujud syukur karena atas
kehendak Allah swt kami bisa sampai di ketinggian puncak ini. Alhamdulillah,
terlihat gunung-gunung disekitar, awan, daratan. Gunung salak nan indah. Kami
berfoto-foto. Aku sendiri menangis saat dipuncak, ternyata aku bisa. Aku
menangis baru pertama kalinya aku ke puncak. Ya Allah sungguh terharu. Tak lama
kemudian kita melanjutkan perjalan ke bawah ke surya kencana untuk melihat
padang edelweis. Wahhhh keren sekali padangnya. Terlihat gundukan diatas ya
itulah puncak yang kami naiki. Kami pun beristirahat makan dll. Dan yang tak
tertinggalkan yaitu foto-foto hihihihi. Sekitar satu jam setengah kami
beristirahat. Dan kami pun melanjutkan perjalan pulang. Rasanya sangat
sebentar.
Perjalan pulang kami kembali
naik keatas. Eka temanku mau pup lucunyaaa. Jati menemaninya untuk pup hihihih. Ya aku,novi,fiki,ima
keatas duluan. Dewi dan iqbal mash di surken ya masih ada yang dibereskan.
Mereka sangat cepat keatas sekitar setengah jam. Lahh kita kan masih pemula.
Kedua kalinya menginjakan kaki kepuncak terlihat kawah yang menjulang kebawah
seperti jurang. Aku takut sekali membayangkan diri ini terjatuh huaaaa sungguh
indah. Sempat terbayang dibenakku jika aku terjatuh di jurang neraka.
Naudzubillah, teringat dosa. Indah sekali terlihat tebing yang kita injaki.
Perjalan pulang aku dan diana berada diakhir teman-teman sudah duluan. Iqbal
sangat baik menunjuki jalan yang medannya tidak berat, tapi aku dan diana tetap saja sudah lelah kaki sudah mulai
terasa lelah. Kami samapai dicamp jam 11.00 wib, baru saja sampai sudah disuruh
siap-siap pulang huaaaa. Ya baiklah akhirnya kami bersiap-siap pulang. Perjalan
pulang pun sangat seru temanku jati kakinya sakit. ( bagaimana kelanjutannya
tunggu di part selanjutnya)